Yang diucapkan bukan gagasan tentang "Visi Indonesia" dalam versi dua kubu, melainkan ketaksabaran masing-masing kubu untuk segera berkuasa. Konfrontasi berlangsung frontal: kepung, keroyok, halalkan segala cara dan menang
Sehingga pada perakteknya seringkali menjadikan segala seuatu seperti Nasionalisme, Plurarisme, Humanisme serta Agama menjadi komoditas politik yang dinilai memiliki efektifitas dalam menjaring simpati politik atau suara dari massa pemilih. Sehingga menjadikan pemilu sebagi tempat pertarungan/perubutan lapak para Kafitalis
0 komentar:
Posting Komentar