This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 05 Oktober 2014

Sate Idhul Qurban

Hari ini adalah hari idul adha pertamaku tak berada di kampung tercinta. Sedikit sedih memang, aku berpikir idul adha kali ini aku tak perlu pulang ke rumah tercinta, toh menurutku hari raya yang satu ini tak sespesial hari raya idhul fitri.

Ternyata pikiranku salah, berada di kota perantauan tatkala hari raya memang sangat sulit, mengingat hari itu hampir seluruh kegiatan kota tak seramai biasanya, jalan-jalan umum sepi, pelayanan umum diliburkan, tak terkecuali warung nasi pinggir warnet tempatku tinggal di ujung berung bandung Bagaimana tidak hampir diseluruh media-media sosial di list temanku membicarakan tentang sembelihan qurban dan asyiknya berkumpul dengan sanak sodara, iri memang, aku hanya bisa ngepoin temanku yang begitu gembira dengan uploadan foto profil mereka yang sedang kipasin sate kambing, foto narsis di twitter yang sok dermawan membagikan daging qurban kepada nenek nenek renta, atau foto centil cewek yang pamer kecantikan memakai kerudung meski kesehariannya tak pernah lepas dari tengtop dan celana diatas lutut hingga apdetan status facebook yang mengeluh karena terlalu banyak daging yang menyangkut digigi hingga sakit gigi.

Meski aku tak berada di kampung halamanku, dan merasakan enaknya daging qurban. Mudah mudahan idul adha kali ini aku lebih bisa mentafakuri esensi dari qurban, serta dapat mengejawantahkan nilai nilai dari peristiwa nabi ibrahim serta kesabaran dan kesehajaan nabi yusuf As selaku anaknya.

Jumat, 13 Juni 2014

PILIH untuk TIDAK MEMILIH

Yang diucapkan bukan gagasan tentang "Visi Indonesia" dalam versi dua kubu, melainkan ketaksabaran masing-masing kubu untuk segera berkuasa. Konfrontasi berlangsung frontal: kepung, keroyok, halalkan segala cara dan menang

Sehingga pada perakteknya seringkali menjadikan segala seuatu seperti Nasionalisme, Plurarisme, Humanisme serta Agama menjadi komoditas politik yang dinilai memiliki efektifitas dalam menjaring simpati politik atau suara dari massa pemilih. Sehingga menjadikan pemilu sebagi tempat pertarungan/perubutan lapak para Kafitalis

Kamis, 12 Juni 2014

Stalinisme dan Lininisme

Lenin dan Stalin

Sebelumnya, saya telah memaparkan dasar-dasar Marxisme. Pada intinya, Marx melihat bahwa kapitalisme pada suatu saat akan mengalami penurunan sebagai akibat keserakahannya sendiri, dan pada saat itulah kaum proletar akan mengadakan revolusi untuk mengambil alih kekuasaan dan mendirikan sebuah diktator proletariat.

Tapi yang Marx lakukan hanyalah berteori. Pada praktiknya, Marxisme justru diterapkan oleh orang lain, antara lain Lenin dan Stalin di Rusia (lalu Uni Soviet), Mao Zedong di Cina, Soekarno di Indonesia. Penerapan Marxisme oleh tokoh-tokoh komunisme tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, baik antara satu dengan lain maupun dengan teori Marx itu sendiri.

Leninisme

Lenin adalah pemimpin golongan Bolshevik dari Partai Sosial Demokrat Rusia di tahun 1903. Selain golongan Bolshevik, partai ini juga memiliki golongan Menshevik. Golongan Menshevik adalah golongan yang setia pada ajaran Marx secara total. Bolshevik, golongan Lenin, menghendaki perubahan dalam teori-teori Marx.

Perbedaan ini terlihat terutama dalam dua hal. Pertama, dalam hal kepartaian. Menshevik berpendapat bahwa partai komunis harus berstruktur longgar dan berdasarkan pada massa (basis massa yang luas). Sebaliknya, Lenin beranggapan partai itu harus tersentralisasi, berdisiplin kuat dan terdiri atas revolusioner profesional. [1]

Perbedaan kedua adalah dalam hal memandang tahapan revolusi Marx. Menshevik percaya bahwa proletar harus menunggu revolusi borjuis terhadap feodal sebelum melakukan revolusi protelat terhadap borjuis.[2] Pada masa itu Rusia memang masih dipimpin oleh seorang tsar (kaisar).

Lenin menganggap hal itu hanya akan melemahkan semangat proletar. Lenin menginginkan sebuah revolusi yang ditujukan untuk menjatuhkan sekaligus borjuis dan tsar. Selain itu, Lenin juga menambahkan tentang peran penting petani dalam revolusi tersebut. Marx kurang menekankan pentingnya peran petani dalam revolusi (mungkin karena Marx mendasarkan teorinya pada nasib buruh di Inggris pascarevolusi industri ?red-). Kata Lenin, ?Revolusi yang dipimpin oleh kelas pekerja itu akan menghasilkan diktatur demokrasi yang revolusioner dari proletar dan petani.?[3]

Selain itu, berbeda dengan Marx yang menganggap revolusi akan terjadi sebagai akibat melemahnya kapitalisme (akibat perluasan pasar, produksi gila-gilaan yang berujung pada jatuhnya harga), Lenin justru melihat revolusi bisa terjadi kalau partai mau melakukan revolusi.[4]

Demi mendukung pendapatnya, Lenin menjelaskan mengapa revolusi tidak juga terjadi di negara-negara Eropa Barat yang sistem kapitalismenya sudah maju (dengan demikian, berdasarkan teori Marx, revolusi seharusnya sudah terjadi).

Menurut Marx, sistem kapitalisme yang digunakan negara-negara maju akan menyebabkan produksi melimpah. Karena terlalu banyak barang di pasar, maka harganya akan turun. Untuk mengatasinya, menurut Lenin, kapitalisme melakukan penjajahan, kolonialisme, dan pengendalian ekonomi negara lain.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, kapitalisme mendapatkan tiga keuntungan, yaitu tenaga kerja yang murah, bahan mentah yang murah, dan pasar baru untuk memasarkan produksinya yang melimpah.

Akibat dari dilakukannya hal tersebut adalah terjadinya penindasan dari kelompok kecil kapitalis metropolitan terhadap masyarakan terbelakang yang sebenarnya lebih banyak jumlahnya. Penindasan ini menyebabkan aliran sumber daya dan keuntungan terjadi satu arah ke negara kaya. Pada akhirnya ini menyebabkan jurang antara negara miskin dengan kaya semakin lebar. Penindasan ini hanya bisa dihentikan dengan revolusi dunia.

Dengan demikian, kapitalis telah berhasil memperlambat arus kehancurannya sendiri, dan oleh karenanya revolusi yang dikatakan Marx tidak juga terwujud meskipun kapitalisme Eropa Barat telah demikian maju.

Oleh sebab itu, Lenin kemudian melancarkan revolusi yang terkenal, yaitu Revolusi Oktober 1917, langsung kepada tsar (feodal), bukan kepada borjuis, dan tidak dibawah komando kaum borjuis (seperti ?saran? Marx).

Revolusi itu berhasil menyingkirkan sekaligus dua musuh proletar, yaitu kaum feodal dan borjuis. Ternyata setelah revolusi Rusia terlempar ke dalam situasi chaos. Roda perekonomian terhenti, dan jika tetap keras kepala tidak melibatkan borjuis dalam sistem ekonomi dan pemerintahan, negara akan kolaps. Oleh karena itu pada tahun 1921 Lenin mulai melancarkan Politik Perekonomian Baru. Perusahaan-perusahaan milik pribadi di beberapa sektor dibenarkan, dan orang-orang yang ahli dalam bidangnya kembali dipakai dengan bayaranb besar. [5]

Kata Lenin, ?Negara memerlukan orang yang berpengalaman mengatur negara dan ekonomi, dan orang-orang ini ada di kelas yang lama? Kita terpaksa bekerja dengan pertolongan kelas yang kita tumbangkan.?[6]

Bagi seorang Marxis, ketidakmampuan Lenin untuk mengisi posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan ekonomi bisa jadi dianggap sebagai sebuah dampak akibat ketergesaannya dalam melancarkan revolusi. Ingatlah bahwa alasan Marx menginginkan proletar untuk membantu revolusi borjuis terhadap feodal adalah untuk latihan serta pematangan sikap serta pikiran para pekerja itu dalam hal berorganisasi dan mengatur negara. Ketika Lenin melakukan jalan pintas, maka hilang sudah kesempatan proletar untuk belajar dari kaum borjuis. Hasilnya, ketika proletar sudah berkuasa, mereka justru memerlukan borjuis untuk membantu mereka, dan bukannya memburu borjuis untuk dihabisi.

Stalinisme

Stalin, memimpin Uni Soviet semenjak 1924, memiliki pemikiran yang lebih maju daripada Lenin. Stalin tidak hanya menunggu buruh-buruh negara lain melakukan revolusi, Stalin mendorong (menjadi pelopor) terjadinya sosialisme di dunia. Misalnya, dengan menyetujui Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk memberontak kepada pemerintahan Belanda pada tahun 1926-1927. Pemberontakan ini sebenarnya ditentang oleh Tan Malaka karena Tan merasa persiapan belum cukup matang. Stalin juga melakukan intervensi terhadap Maozedong melalui Maring (sebelumnya bernama Sneevliet ? bergerak di Indonesia-) dengan memerintahkan Mao untuk bekerja sama dengan Chiang Kai Sek dari Partai Kuomintang.[7]

Stalin juga memperkenalkan model perencanaan lima tahun. Model ini dirancang untuk menjadikan Uni Soviet sebagai kekuatan industri dan militer.[8] Model inilah yang kemungkinan ditiru oleh Soeharto sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)[9]. Jika benar Soeharto terinspirasi dari Stalin maka ini adalah sebuah ironi, karena Soeharto mengambil contoh justru dari sebuah negara komunis, yang ideologinya sendiri dilarang untuk beredar di Indonesia semenjak masanya.

Ini pun sekaligus menunjukkan bahwa sebuah orde yang begitu membenci komunisme pun bisa memetik pelajaran darinya, sehingga ketakutan yang berlebihan (paranoia) terhadap komunisme akan menutup kemungkinan bangsa ini untuk mengambil hal-hal baik dari komunisme.

Kembali ke perbedaan pemikiran antara Stalin dengan Marx dan Lenin, Stalin juga tidak sependapat dengan Marx tentang hilangnya negara ketika masyarakat komunis telah tercapai. Alasannya adalah karena Uni Soviet justru dikepung oleh negara-negara kapitalis sehingga negara justru perlu menjadi lebih kuat dan bukannya hilang.[10]

Meski begitu, biarpun pada suatu saat komunisme akan menang menghadapi kapitalisme, negara tidak akan hilang begitu saja, karena di dalam masyarakat akan selalu ada pihak-pihak yang menentang kekuasaan diktator proletariat.[11]

Begitulah akhir pembahasan tentang dasar-dasar Leninisme dan Stalinisme. Mudah-mudahan telah menjadi jelas apa perbedaan-perbedaan antara pemikiran Marx, Lenin dan Stalin tentang komunisme. Penting untuk diingat bahwa meskipun pemikiran Marx diperbaharui oleh dua nama setelahnya, bukan berarti mereka menentang Marx. Artinya, Lenin dan Stalin bukan berusaha untuk meruntuhkan Marxisme, melainkan berusaha untuk membuat Marxisme menjadi lebih bisa diaplikasikan, terutama untuk Uni Soviet.

Untuk sementara, saya cukupkan dulu pembahasan tentang komunisme sampai Stalinisme ini. Mungkin berikutnya saya akan mencoba menulis tentang Maoisme dan Marhaenisme-nya Soekarno. Semoga akan bisa terlihat nanti bahwa perbedaan-perbedaan juga akan terjadi antara Mao dan Soekarno dengan pemikiran Marx, karena mereka berusaha memadukan Marxisme dengan kebutuhan nasional masing-masing.

[1] C.C. Rodee, et.al., Pengantar Ilmu Politik, PT. RajaGrafindo Perkasa: Jakarta, 2000, hal. 172.

[2] Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Pustaka Mizan: Bandung, 2006, hal. 218.

[3] Ibid, hal. 219

[4] Rodee, op.cit, hal. 172-173

[5] Noer, op.cit, hal. 220

[6] Lenin, Selected Works II, hal. 565, seperti dikutip dalam ibid.

[7] Noer, op.cit., hal. 231

[8] Rodee, op.cit., hal 177

[9] Repelita adalah rencana pembangunan ekonomi Indonesia. Repelita I dimulai tahun 1969 ? 1973 dengan menekankan pada program memperkuat ketahanan pangan dasar dan infrastruktur. Sedangkan Repelita terakhir (sebelum Orde Baru tumbang) adalah Repelita V dimulai tahun 1989 ? 1993 yang bertujuan untuk memperkuat bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_Pembangunan_Lima_Tahun)

[10] Rodee, op.cit., hal 177

[11] Noer, op.cit., hal. 231

http://blogproletar.blogspot.com/2010/01/ideologi-dasar-leninisme-dan-stalinisme.html

Senin, 09 Juni 2014

PILIH untuk tidak MEMILIH

Tindakan tidak MEMILIH atau mengajak orang lain supaya tidak memilih, dengan tidak menggunakan kekerasan atau dengan sengaja mengakibatkan orang lain tidak menggunakan hak pilih itu bukan merupakan TINDAK PIDANA.

Yang dipidana itu adalah kalo ada unsur kekerasan, unsur yang manipulasi sehingga orang tidak dapat menggunakan hak pilihnya.... Oleh karena itu bagi orang yang berkeyakinan atau memilih jalur politiknya di ruangan golput, TIDAK APA-APA teruskan saja, kalo itu keyakinannya dalam konteks mengubah indonesia Masa depan. Dan kalo anda merasa jika Golpun itu mesti disebarkan, juga tidak apa-apa. karna itu BUKAN TINDAK PIDANA, asal anda tidak melakukan kekerasan, menghilangkan hak pilih orang lain atau menghalang-halangi orang lain menggunakan hak pilihnya, kalo itu dilakukan minimal anda pidana 2 tahun

Tolak Jam Malam UIN Bandung

Kampus yang merupakan lembaga pendidikan yang menjungjung tinggi nilai demokrasi, yang pada prakteknya seringkali mengajarkan pada mahasiswa tentang nilai-nilai tersebut, justru telah didiperkosa sendiri oleh besarnya nafsu birahi otoriter yang melekat pada birokrasi kampus

Jumat, 06 Juni 2014

Jam Malam UIN Bandung Ciderai Kebebasan Berorganisasi dan Berserikat

Foto:suakaonline.com

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung mengeluarkan peraturan tentang batasan mahasiswa melakukan aktivitas keorganisasian diarea kampus. Terutama kegiatan yang dilakukan di gedung Student center (SC), larangan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Rektor No.Un.05/I.I/PP.00.9/022/2014 tentang Tata Tertib Penggunaan Student Center UIN SGD Bandung, tertanggal 24 Januari 2014 terutama pada Bab 1, Pasal 1, Ayat 7 serta pemberlakuannya sejak 1 Juni 2014 lalu. Seluruh kegiatan kemahasiswaan dalam bentuk apapun harus dihentikan pukul 18:00 WIB, dengan alasan untuk ketertiban dan atas adanya beberapa pengaduan warga sekitar kampus terutama warga cipadung permai.

Kebijakan tersebut terkesan dikeluarkan sebelah pihak oleh kampus tanpa adanya permusyawaratan terlebihdahulu oleh seluruh civitas kampus, terutama mahasiswa. padahal jelas mahasiswa adalah unsur penting sebagai pelaksana program tersebut. Kampus yang merupakan lembaga pendidikan yang menjungjung tinggi nilai demokrasi, yang pada prakteknya seringkali mengajarkan pada mahasiswa tentang nilai-nilai tersebut, justru telah didiperkosa sendiri oleh besarnya nafsu birahi otoriter yang melekat pada birokrasi kampus

Pemberlakuan batasan kegiatan keorganisasian tersebut menjadikan fasititas kampus seperti gedung Student center (SC), Gedung Aula dan taman – taman kampus hanya menjadi hiasan kemegahan yang terpajang untuk dinikmati mata saja. Dengan adanya pemberlakuan jam malam, kami sebagai mahasiswa merasa dikekang oleh universitas. Jika pada Orde Baru dulu mahasiswa ‘berdarah-darah’ memperjuangkan kebebasannya, kini masih harus dibatasi akses fisiknya. Aktivitas keorganisasian yang berlangsung hingga malam, terpaksa dipindah ke luar lingkungan kampus. Akibatnya, banyak program yang berjalan tersendat-sendat, bahkan terhenti.

Konstituen kita telah berbicara sekitar 60 tahun silam tentang bagaimana warga Negara mempunyai kebebasan berkumpul dan berserikat seperti tertuang dalam Pasal 28 UUD 1945 (pra reformasi) yang berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Pasal 28 asli ini sama sekali belum memberikan jaminan konstitusional secara tegas dan langsung, melainkan hanya menyatakan akan ditetapkan dengan undang-undang.

Namun, setelah reformasi, melalui Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000, jaminan konstitusional dimaksud tegas ditentukan dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Dengan demikian UUD 1945 secara langsung dan tegas memberikan jaminan kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi (freedom of association), kebebasan berkumpul (freedom of assembly), dan kebebasan menyatakan pendapat (freedom of expression), tidak hanya bagi setiap warga negara Indonesia, tetapi juga bagi setiap orang yang artinya termasuk juga orang asing yang berada di Indonesia

Pembatasan tersebut nyatanya akan berdampak juga pada kualitas sumber daya mahasiswa yang dikeluarkan UIN Bandung. Apalagi jika dasar pengeluaran peraturan tersebut ingin menyamakan dengan peraturan kampus-kampus lain, jelas ini merupakan aksi plagiat lembaga pendidikan.

Jumat, 21 Februari 2014

Pembuatan KTM UIN Sunan Gunung Djati "Molor" Hampir 2 Semester

Sepertinya para mahasiswa baru UIN SGD tahun akademik 2013/2014 masih menyimpan slip bukti penyetoran uang kuliah dari salah satu Bank di Indonesia, kita masih ingat disana tertera SPP sebesar Rp. 600.000,- dana praktikum Rp. 400.000,- Dana Opak Rp. 175.000 dan Dana Sara Pendidikan (DSP) sebesar Rp. 1.850.000. Saya selaku mahasiswa baru yang lugu tidak pernah diberikan rincian Dana Sarana Pendidikan (DSP) itu meliputi sarana apasaja, dalam pikiran kami mungkin dana sebesar itu diperuntukan untuk Jas Almamater dan pemeliharaan gedung serta fasilitas lain dikampus

Yang justru menjadi pertanya kami sebagai mahasiswa baru. Bukan diperuntukan untuk apa saja DSP tersebut, tapi kami mempertanyakan eksistensi kami sebagai mahasiswa UIN SGD secara formal itu ditandai dengan apa?. Jika mahasiswa Universitas lain sering ditandai dengan adanya Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), kami tidak tahu UIN SGD, karena sampai detik ini kami belum memilikinya.

Padahal menurut saya UIN SGD sebagai salah satu Universitas islam terbesar di jawa Barat semestinya tidak menyepelekan hal tersebut. Mahasiswa tidak pernah diberikan kejelasan tentang KTM padahal kami sebentar lagi akan menyelesaikan semester ke-2, itu berarti pembuatan KTM saja menyita waktu sekitar 1 tahun.

Jika ada sebagian mahasiswa yang berasumsi bahwa KTM tidak begitu penting bagi mahasiswa, saya sangat setuju. Tapi, saya sebagai salah seorang Mahasiswa baru sangat tidak setuju apabila pihak kampus justru malah tidak mengalokasikan dana yang semestinya sudah menjadi anggaran untuk pembuatan KTM. Orang bisa memandang ini hal sepele, bagi saya ini merupakan korupsi besar. jika memang pembuatan KTM ini belum selesai, setidaknya Kampus telah melakukan Korupsi waktu. Apalagi jika sampai KTM tidiberikan.