
Sepertinya para mahasiswa baru UIN SGD tahun akademik 2013/2014 masih menyimpan slip bukti penyetoran uang kuliah dari salah satu Bank di Indonesia, kita masih ingat disana tertera SPP sebesar Rp. 600.000,- dana praktikum Rp. 400.000,- Dana Opak Rp. 175.000 dan Dana Sara Pendidikan (DSP) sebesar Rp. 1.850.000. Saya selaku mahasiswa baru yang lugu tidak pernah diberikan rincian Dana Sarana Pendidikan (DSP) itu meliputi sarana apasaja, dalam pikiran kami mungkin dana sebesar itu diperuntukan untuk Jas Almamater dan pemeliharaan gedung serta fasilitas lain dikampus
Yang justru menjadi pertanya kami sebagai mahasiswa baru. Bukan diperuntukan untuk apa saja DSP tersebut, tapi kami mempertanyakan eksistensi kami sebagai mahasiswa UIN SGD secara formal itu ditandai dengan apa?. Jika mahasiswa Universitas lain sering ditandai dengan adanya Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), kami tidak tahu UIN SGD, karena sampai detik ini kami belum memilikinya.
Padahal menurut saya UIN SGD sebagai salah satu Universitas islam terbesar di jawa Barat semestinya tidak menyepelekan hal tersebut. Mahasiswa tidak pernah diberikan kejelasan tentang KTM padahal kami sebentar lagi akan menyelesaikan semester ke-2, itu berarti pembuatan KTM saja menyita waktu sekitar 1 tahun.
Jika ada sebagian mahasiswa yang berasumsi bahwa KTM tidak begitu penting bagi mahasiswa, saya sangat setuju. Tapi, saya sebagai salah seorang Mahasiswa baru sangat tidak setuju apabila pihak kampus justru malah tidak mengalokasikan dana yang semestinya sudah menjadi anggaran untuk pembuatan KTM. Orang bisa memandang ini hal sepele, bagi saya ini merupakan korupsi besar. jika memang pembuatan KTM ini belum selesai, setidaknya Kampus telah melakukan Korupsi waktu. Apalagi jika sampai KTM tidiberikan.